Karya : Endah Sulyana, S.Pd
Aku yang hidup di antara ranjau dan mesiu
bernapas di antara dentum meriam dan desing peluru
Aku tak pernah tahu mana hidup dan mana mati
karena yang ku tahu adalah lengkingan dan sayatan,
di antara tangis histereis dan lolong kesakitan,
yang telah dikenakan dari kaki hingga kepala……………………………
Dengan tenaga yang tersisa
ku pecahkan beberapa kepala
dengan tangan yang padat berisi semangat
kurobek jantungnya satu persatu
kubanting dan kuinjak
agar jadi penawar untuk napas yang tertindas
Kemudian ku meloncat di antara ujung senapan
kubiarkan matahari melihatku dengan pucat
karena ku yakin kisah ini kan tergores
di setiap hati yang hidup
walau tanpa lukisan dan tulisan.
Akhirnya setumpuk peluru menghampiriku
dan menerbangkanku dari hidupmu
namun kuharap aku tetap hidup di dadamu
walau kau takan pernah kenal aku
namun aku begitu mengenalimu
Aku yang hidup di antara ranjau dan mesiu
bernapas di antara dentum meriam dan desing peluru
Aku tak pernah tahu mana hidup dan mana mati
karena yang ku tahu adalah lengkingan dan sayatan,
di antara tangis histereis dan lolong kesakitan,
yang telah dikenakan dari kaki hingga kepala……………………………
Dengan tenaga yang tersisa
ku pecahkan beberapa kepala
dengan tangan yang padat berisi semangat
kurobek jantungnya satu persatu
kubanting dan kuinjak
agar jadi penawar untuk napas yang tertindas
Kemudian ku meloncat di antara ujung senapan
kubiarkan matahari melihatku dengan pucat
karena ku yakin kisah ini kan tergores
di setiap hati yang hidup
walau tanpa lukisan dan tulisan.
Akhirnya setumpuk peluru menghampiriku
dan menerbangkanku dari hidupmu
namun kuharap aku tetap hidup di dadamu
walau kau takan pernah kenal aku
namun aku begitu mengenalimu
Post a Comment
[ Gunakan Kotak Komentar Popup untuk Berkomentar ]Silahkan memberikan Kritik & Saran yang membangun untuk RizaL vM, demi menjadi Blog yang lebih baik lagi,... No SPAM ^_^